Selasa, 25 Mei 2010

Galangan Kapal Minati Tenaga Kerja Eks Jepang

SURABAYA (Suara Karya) Industri galangan kapal nasiona) meminati tenaga kerja eks program magang dari Jepang. Selain berpengalaman dan profesional, tenaga kerja didikan perusahan-peru sahaan di Jepang lebih disiplin. Apalagi permesinan di industri galangan kapal nasional mayoritas merupakan buatan Jepang.

Senior Manager Utilitas PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) Endy Muswarianto mengatakan, tenaga kerja eks program magang di Jepang selama ini banyak ditampung perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia "Kami memilih eks Jepang karena mayoritas mesin kapal berasal dari negara ini," katanya di Surabaya, kemarin, di sela acara seleksi tenaga kerja magang ke Jepang di Balai Latihan Kerja (BLK) Disnaker Pemprov Jatim.Menurut dia, industri galangan kapal nasional banyak mendapat penawaran mesin kapal dari China. Tetapi, meski harga yang ditawarkan lebih rendah, pihak pemesan kapal tetap lebih memprioritaskan mesin kapal dari Jepang.

Terkait ini pula. Pemprov Jatim banyak mengirim tenaga kerja untuk magang di Jepang. "Saat ini kami sedang menyeleksi 420 pendaftar, mereka harus orang-orang pilihan karena sekaligus akan menjadi duta bangsa juga," ujar Kabid Pelatihan dan Perekrutan Disnaker Jatim I Made Wardana Upaya ini merupakan salah satu bagian dari program untuk mengatasi pengangguran di Jatim yang masih mencapai 1,033 juta orang. "Kami sebetulnya berharap para alumni magang bisa mandiri atau membuat usaha sendiri dan bisa merekrut tenaga kerja baru," ujarnya.Memang kenyataan di lapangan, menurut alumni program magang ke Jepang periode 1999-2002, Ramelan, sebagian besar tenaga kerja eks Jepang malah jadi incaran perusahaan asal Jepang yang ada di indonesia, "Mayoritas memang kesulitan bila hendak usaha sendiri. Ini karena hanya memiliki keahlian di bidang teknis serta lemah dalam hal manajerial dan penguasaan pasar," ujar sosok yang juga menjadi subkontraktor untuk DPS ini.

Ramelan, yang juga Dirut PT Murai Karya Gumilang, menjelaskan, untuk menjadikan tenaga eks Jepang sebagai pengusaha, rencananya akan dibentuk forum komunikasi tenaga kerja eks Jepang. Dari perkumpulan yang sudah terbentuk di 10 kabupaten/kota, Ramelan, yang juga Ketua Asosiasi Lembaga Pelatihan Kerja Pema-gangan Jatim ini, berencana akan memperluas jangkauan di 38 kabupaten/kota Sebelum krisis keuangan global, Indonesia mengirim 200 orang untuk magang kerja di Jepang setiap bulanmya Namun, saat ini hanya 60 hingga 80 orang setiap bulannya (Andin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar