Sabtu, 06 Maret 2010

ReviewReviewReviewReviewDefinisi Cinta
ReviewReviewReviewReviewDefinisi Cinta

Other

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak
ada batasan cinta yang lebih jelas
daripada kata cinta itu sendiri;
membatasinya justru hanya akan menambah
kabur dan kering maknanya. Maka ba-
tasan dan penjelasan cinta tersebut
tidak bisa dilukiskan hakikatnya
secara jelas, kecuali dengan kata
cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya memberikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini.
(Madarijus-Salikin 3/11)


Beberapa definisi cinta:

• Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang
dicintai).
• Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
• Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia
daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa
bahwa kecintaan tersebut masih kurang.
• Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan
senantiasa menyebut-nyebut namanya.
• Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan
menghinakan diri kepadanya.


PEMBAGIAN CINTA
• Cinta ibadah Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan
hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersemangatnya hati
untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
larangaNya.

Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan
tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan
yang tidak terhingga. Jika ini semua diberikan kepada selain Allah
maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu
menyekutukan Allah dalam hal cinta.

• Cinta karena Allah seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik
berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal
perbuatan, ucapan dan yang semisalnya.

Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.

• Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi), yang termasuk ke
dalam cintai jenis ini ialah:
- Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya
dan sayangnya orang kepada fakir miskin atau orang sakit.
- Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk
dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang
tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang
semisalnya.
- Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari
yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti
kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian,
persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang
manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut
membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan
tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.


KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH
• Merupakan Pokok dan inti tauhid Berkata Syaikh Abdurrahman bin
Nashir Al-Sa'dy, "Pokok tauhid dan intisarinya ialah ikhlas dan cinta
kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng-ilah-an
dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak
akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan
kecintaan kepada Rabb-nya dan menyerahkan seluruh unsur-unsur
kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah
dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan
kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan
kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)

• Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum,
nikah dan sebagainya, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata:
"Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia
sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan
kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana
pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan,
minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan
menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada
penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika
manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi
jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya.
(Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

• Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah Berkata Ibn Qayyim, "SesungguhNya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia
cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).

• Menghalangi dari perbuatan maksiat.
Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): "Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar
sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.

Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada
perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.

Sampai pada ucapan beliau, "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati
dan raganya. Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)


• Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.
Berkata Ibnu Qayyim, "Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya. Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena
hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)


• Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.
Berkata Ibn Qayyim, "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan
pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selainNya."
(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)



ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH

Allah Subhannahu wa Ta'ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman di dalam surat Al-Ma'idah: 54, yang artinya:
"Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah."

Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala :

• Attawabun (orang-orang yang bertaubat), Al-Mutathahhirun (suka
bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersabar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-
Muqsithun (berbuat adil).

• Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.

• Orang yang berkasih-sayang,lembut kepada orang mukmin.

• Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di
hadapan orang-orang kafir.

• Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.

• Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.

• Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.


SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA
ALLAH


• Membaca Al-Qur'an dengan memikirkan dan memahami maknanya.

• Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala
dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.

• Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala , baik dengan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.

• Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala
daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

• Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat
Allah.

• Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.

• Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.

• Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di
saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur'an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.

• Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da'i, mendengarkan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembicaraan yang baik.

• Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala. (Disadur dari kalimat mutanawwi'ah fi abwab mutafarriqah karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd oleh Abu Muhammad).

ReviewReviewReviewReviewDefinisi Cinta
ReviewReviewReviewReviewDefinisi Cinta

Other

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak
ada batasan cinta yang lebih jelas
daripada kata cinta itu sendiri;
membatasinya justru hanya akan menambah
kabur dan kering maknanya. Maka ba-
tasan dan penjelasan cinta tersebut
tidak bisa dilukiskan hakikatnya
secara jelas, kecuali dengan kata
cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya memberikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini.
(Madarijus-Salikin 3/11)


Beberapa definisi cinta:

• Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang
dicintai).
• Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
• Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia
daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa
bahwa kecintaan tersebut masih kurang.
• Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan
senantiasa menyebut-nyebut namanya.
• Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan
menghinakan diri kepadanya.


PEMBAGIAN CINTA
• Cinta ibadah Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan
hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersemangatnya hati
untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
larangaNya.

Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan
tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan
yang tidak terhingga. Jika ini semua diberikan kepada selain Allah
maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu
menyekutukan Allah dalam hal cinta.

• Cinta karena Allah seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik
berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal
perbuatan, ucapan dan yang semisalnya.

Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.

• Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi), yang termasuk ke
dalam cintai jenis ini ialah:
- Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya
dan sayangnya orang kepada fakir miskin atau orang sakit.
- Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk
dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang
tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang
semisalnya.
- Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari
yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti
kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian,
persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang
manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut
membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan
tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.


KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH
• Merupakan Pokok dan inti tauhid Berkata Syaikh Abdurrahman bin
Nashir Al-Sa'dy, "Pokok tauhid dan intisarinya ialah ikhlas dan cinta
kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng-ilah-an
dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak
akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan
kecintaan kepada Rabb-nya dan menyerahkan seluruh unsur-unsur
kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah
dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan
kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan
kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)

• Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum,
nikah dan sebagainya, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata:
"Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia
sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan
kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana
pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan,
minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan
menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada
penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika
manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi
jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya.
(Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

• Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah Berkata Ibn Qayyim, "SesungguhNya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia
cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).

• Menghalangi dari perbuatan maksiat.
Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): "Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar
sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.

Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada
perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.

Sampai pada ucapan beliau, "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati
dan raganya. Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)


• Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.
Berkata Ibnu Qayyim, "Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya. Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena
hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)


• Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.
Berkata Ibn Qayyim, "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan
pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selainNya."
(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)



ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH

Allah Subhannahu wa Ta'ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman di dalam surat Al-Ma'idah: 54, yang artinya:
"Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah."

Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala :

• Attawabun (orang-orang yang bertaubat), Al-Mutathahhirun (suka
bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersabar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-
Muqsithun (berbuat adil).

• Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.

• Orang yang berkasih-sayang,lembut kepada orang mukmin.

• Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di
hadapan orang-orang kafir.

• Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.

• Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.

• Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.


SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA
ALLAH


• Membaca Al-Qur'an dengan memikirkan dan memahami maknanya.

• Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala
dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.

• Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala , baik dengan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.

• Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala
daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

• Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat
Allah.

• Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.

• Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.

• Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di
saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur'an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.

• Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da'i, mendengarkan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembicaraan yang baik.

• Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala. (Disadur dari kalimat mutanawwi'ah fi abwab mutafarriqah karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd oleh Abu Muhammad).

Senin, 01 Maret 2010

kisahku

Q dalah Tomas

Keseimbangan kapal (Stabilitas kapal)

Pengertian Dasar

Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal mempunyai kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget yang dikarenakan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal.

Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud adalah: arus, ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya apakah sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal mengoleng dengan cepat atau bahkan terlau cepat dengan gerrakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal mengoleng dengan enak, maka dibawah ini akan diberikan pengertian dasar tentang olengan sebuah kapal.

1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini menandakan bahwa kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu kurang atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu
“langsar “.

2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan dengan menyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu ka[al menyenget adalah terlalu besar atau kelewat besar. Kapal yang dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar atau seringkali disebut bahwa kapal itu “Kaku “.

3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan “enak “ maka hal itu menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang mempunyai stabilitas yang “ baik “

Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut langsar itu untuk keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat fatal, sebab kapal dapat terbalik. Kemungkinan demikian dapat terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali pada waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itu dikarenakan misalnya oleh adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih besar lagi.

Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus, maka pada suatu saat tertentu kapal sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menegak kembali. Jelaslah kiranya bahwa apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal akan terbalik.

Sebuah kapal yang kaku dapat berakibat :

1. Kapal “ tidak nyaman “ sebagai akibat dari berolengnya kapal yang secara cepat dan menyentak-nyentak itu, sehingga mungkin sekali terjadi semua awak kapalnya (terlebih-lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak ada satu saatpun kapal itu dalam keadaan “ tenang “

2. Sebagai akibat dari gerakannya yang menyentak-nyentak dan dengan cepat itu maka konstruksi kapal dibangunan-bangunan atasnya akan sangat dirugikan, misalnya sambungan- sambungan antara suku-suku bagian bangunan atas akan menjadi longgar, sebab paku-paku kelingnya menjadi longgar.

Akibat lain yang mungkin juga terjadi adalah longsornya muatan yang dipadat didalam ruang-ruang dibawah. Longsornya muatan itu dapat membawa akibat yang sangat fatal (kapal dapat terbalik).

Sebuah kapal yang stabilitasnya kecil atau yang disebut langsar yang disebabkan karena bobot diatas kapal dikonsetrasikan dibagian atas kapal. Sebuah kapal dapat bersifat kaku, oleh karena pemadatan muatan dikapal itu dilakukan secara tidak benar, yakni bobot-bobot dikonsentrasikan di bawah, sehingga kedudukan titik beratnya terlalu rendah.

Pada pokoknya, stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2
jenis stabilitas yaitu :
1. Stabilitas kapal dalam arah melintang (sering kali disebut stabilitas melintang)
2. Stabilitas kapal dalam arah membujur (sering kali disebut stabilitas membujur)

Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

Stabilitas membujuradalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah membujur yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

Stabilitas Awal

Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal itu untuk kembali kedalam kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal menyenget pada sudut-sudut kecil ( = 60 ). Pada umumnya stabilitas awal ini hanya terbatas pada pembahasan pada stabilitas melintang saja. Didalam membahas stabilitas awal sebuah kapal, maka titik- titik yang menentukan besar kecilnya nilai-nilai stabilitas awal adalah :

Titik Berat Kapal ( G )
a. Definisi
Titik berat kapal adalah sebuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap dari Resultante semua gaya berat yang bekerja di kapal itu, dan dipengaruhi oleh konstruksi kapal.

b. Arah bekerjanya
Arah bekerjanya gaya berat kapal adalah tegak lurus kebawah

c. Letak / kedudukan berat kapal
Titik berat kapal dari suatu kapal yang tegak terletak pada bidang simetris kapal yaitu bidang yang dibuat melalui linggi depan linggi belakang dan lunas kapal

d. Sifat dari letak / kedudukan titik berat kapal
Letak / kedudukan titik berat kapal suatu kapal akan tetap bila tidak terdapat penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot diatas kapal dan akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan atau penggeseran bobot di kapal itu :

1. Bila ada penambahan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah kearah / searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang dimuat

2. Bila ada pengurangan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah kearah yang berlawanan dan titik berat bobot yang dibongkar

3. Bila ada penggeseran bobot, maka titik berat sebuah kapal akan berpindah searah dan sejajar dengan titik berat dari bobot yang digeserkan

Titik Tekan = Titik Apung ( B )
a. Definisi
Titik tekan = Titik apung = Centre of buoyency debuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap Resultante semua gaya tekanan keatas air yang bekerja pada bagian kapal yang terbenam didalam air.

b. Arah bekerjanya
Arah bekerjanya gaya tekan adalah tegak lurus keatas

c. Letak / kedudukan titik tekan/titik apung
Kedudukan titik tekan sebuah kapal senantiasa berpindah pindah searah dengan menyengetnya kapal, maksudnya bahwa kedudukan titik tekan itu akan berpindah kearah kanan apabila kapal menyenget ke kanan dan akan berpindah ke kiri apabila kapal menyenget ke kiri, sebab titik berat bagian kapal yang terbenam berpindah-pindah sesuai dengan arah sengetnya kapal.

Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal tersebut.

Titik Metasentrum ( M )
a. Definisi
Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titik dikapal yang merupakan titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui oleh titik tekan kapal

b. Letak / kedudukan titik Metasentrum kapal
Titik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-sudut senget kecil terletak pada perpotomgam garis sumbu dan, arah garis gaya tekan keatas sewaktu kapal menyenget

c. Sifat dari letak / kedudukan titik metasentrum
Untuk sudut-sudut senget kecil kedudukan Metasentrum dianggap tetap, sekalipun sebenarnya kekududkan titik itu berubah-ubah sesuai dengan arah dan besarnya sudut senget. Oleh karena perubahan letak yang sangat kecil, maka dianggap tetap.

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya kemampuan kapal untuk menegak kembali. Besar kecilnya kemampuan sesuatu kapal untuk menegak kembali merupakan ukuran besar kecilnya stabilitas kapal itu.

Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat dari menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal tersebut.

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan B dari kedudukannya semula yang tegak lurus dibawah titik berat G itu akan menyebabkan terjadinya sepasang koppel, yakni dua gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan, yang satu merupakan gaya berat kapal itu sendiri sedang yang lainnya adalah gaya tekanan keatas yang merupakan resultante gaya tekanan keatas yang bekerja pada bagian kapal yang berada didalam air yang titk tangkapnya adalah titik tekan.

Dengan terbentuknya sepasang koppel tersebut akan terjadi momen yang besarnya sama dengan berat kapal dikalikan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas. Untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas, harap perhatikan gambar dibawah ini



Teori Koppel Dan Hubungannya Dengan Stabilitas Kapal

Yang dimaksud dengan sepasang koppel adalah sepasang gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan. (lihat gambar ).

Apabila pada sebuah benda bekerja sepasang koppel, maka benda tersebut akan berputar. Besarnya kemampuan benda itu berputar ditentukan oleh hasil perkalian antara gaya yang membentuk koppel itu dan jarak antara kedua gaya tersebut.

Apabila sebuah kapal menyenget, pada kapal tersebut akan terjadi sepasang koppel yang menyebabkan kapal itu memiliki kemampuan untuk menegak kembali atau bahkan bertambah menyenget lagi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan gambar-gambar dibawah ini.



Besarnya kemampuan untuk menegak kembali sebuah kapal sewaktu kapal menyenget dengan suatu sudut tertentu adalah sama dengan hasil perkalian antara gaya berat kapal dan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas yang bekerja pada kapal saat tertentu itu.


Besarnya kemampuan untuk menegak kembali kapal itu adalah sebesar = W x GZ.
Atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk :

Mp = W x GZ


Dimana Mp adalah Momen penegak

Mungkin saja bahwa dua kapal dengan kondisi sama ukuran, berat benaman,dan sudut sengetnya sama besar, yang demikian itu memiliki stabilitas yang berlainan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

Stabilitas kedua kapal itu dapat berlainan, oleh karena besarnya momen penegak ( Mp = W x GZ ), maka satu-satunya alasan yang menyebabkan momen kedua kapal itu tidak sama adalah faktor GZ = lengan penegak. Besarnya lengan penegak kedua kapal itu tidak sama besar disebabkan oleh karena kedudukan titik berat kedua kapal itu tidak sama tinggi (lihat gambar dibawah ini)



Mp = W x GZ Mp = W x GZ

Jika berat benaman kedua kapal = 15.000 ton, maka
Dan lengan penegak kapal A = 0,45 meter
Lengan penegak kapal B = 0,30 meter
Perhitungannya :

W = 15.000 ton W = 15.000 ton
GZ = 0,45 meter, maka GZ = 1 kaki, maka
Mp = 15.000 ton x 0,45 meter Mp =15.000 ton x 0,30 meter
= 6.750 ton meter = 4.500 ton meter


Contoh Soal :
1. Apabila pada sebuah kapal yang berat benamannya 5.000 ton yang sedang mengoleng sehingga jarat antara gaya berat dan gaya tekan keatasnya = 0,90 meter, berapa besarkah momen penegak kapal itu.

Penyelesaian :
Diketahui : W = 5.000 ton
GZ = 0,90 meter Ditanyakan : Momen koppel Jawab : Mp = W x GZ
= 5.000 ton x 0,90 meter
= 4.500 ton meter

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari rumus Mp = W x
GZ adalah :
1. Apabila W semakin besar, maka Mp pun semakin besar
2. Apabila GZ semakin besar, maka Mp pun semakin besar
3. Apabila W tetap, maka besarny a nilai M sebanding dengan nilai GZ artinya bahwa MP merupakan fungsi dari GZ artinya bahwa semakin besar nilai GZ maka semakin besar pula nilai M, semakin kecil nilai GZ semakin kecil pula nilai M tersebut. Jika hubungan antara kedua faktor itu dituangkan didalam bentuk rumus, maka rumus itu akan berbentuk :

Mp = f(GZ) baca : Mp adalah fungsi GZ artinya bahwa besarnya nilai MP adalah semata-mata tergantung dari nilai GZ. Jarak antara gaya berat kapal (berat benaman kapal) dan gaya tekanan keatas itu disebut : Lengan koppel.

Apabila momen yang terjadi akan menegakan kembali kapal yang sedang menyenget, maka jarak antara berat benaman kapal dan gaya tekan keatas itu sering disebut Lengan penegak, sedangkan apabila momen yang terjadi akan mengakibatkan bertambah besarnya senget kapal, maka jarak antara berat benaman dan gaya tekan keatas itu seringkali juga disebut Lengan penyenget.

Alasan yang dipergunakan sebagai dasar penamaan nilai GZ yang demikian itu adalah disebabkan oleh karena momen yang terjadi oleh sepasang koppel itu akan mengakibatkan tegak kembalinya kapal yang sedang dalam keadaan miring.

Apabila sebuah kapal yang sedang menyenget dengan sudut senget sedemikian rupa sehingga kedudukan titik B nya berada tegak lurus dibawah titik G nya, maka pada saat itu kapal tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali. Hal ini disebabkan karena momen penegaknya pada saat itu sama dengan nol, sebab besarnya lengan penegak pada saat sama dengan nol.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan uraian yang disertai dengan penjelasan seperti tersebut dibawah ini



Sesuai dengan gambar tersebut diatas maka gaya berat kapal berimpit dengan gaya tekan keatas, sehingga jarak antara kedua gaya tersebut adalah sama dengan nol.
Selanjutnya sesuai dengan rumus :

Mp = W x GZ

Jika nilai GZ = 0
Maka : Mp = W x 0 = 0

Hal ini berarti bahwa jika momen penegaknya = 0, maka akibatnya bahwa pada saat itu dalam keadaan stabilitas netral, artinya bahwa pada saat itu kapal tidak mempunyai kemampuan untuk menegak kembali.